Masa Depan TikTok di Ujung Tanduk, Tren “Gwenchana” Justru Viral di Dalamnya

Di tengah ketidakpastian nasibnya akibat tekanan regulasi, aplikasi video pendek TikTok justru terus melahirkan tren-tren budaya populer baru yang mendunia. Saat para petinggi di Amerika Serikat dan Tiongkok sibuk menegosiasikan masa depan platform tersebut, para penggunanya di seluruh dunia, termasuk Indonesia, justru tengah diramaikan oleh fenomena viral frasa Korea “gwenchana”.

Kesepakatan Awal AS-Tiongkok untuk Selamatkan TikTok

Menurut laporan CNBC, Amerika Serikat dan Tiongkok dilaporkan telah mencapai sebuah kesepakatan kerangka kerja awal terkait masa depan kepemilikan TikTok. Kesepakatan ini menjadi secercah harapan bagi platform tersebut yang menghadapi ancaman pemblokiran total di AS.

“Kesepakatan ini terjalin antara dua pihak swasta, namun persyaratan komersialnya telah disetujui,” demikian konfirmasi dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, saat melakukan pembicaraan bilateral di Madrid pada 15 September. Ia mengisyaratkan bahwa kesepakatan tersebut dapat mengalihkan kepemilikan TikTok ke entitas yang dikendalikan oleh AS.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dijadwalkan akan berbicara pada 19 September untuk finalisasi detail kesepakatan. Melalui sebuah unggahan di platform Truth Social, Trump juga telah memberikan sinyal positif, menyatakan bahwa sebuah kesepakatan telah tercapai “terkait perusahaan tertentu yang sangat ingin diselamatkan oleh anak-anak muda di negara kita.”

Pengumuman ini datang di tengah panasnya sengketa dagang antara AS dan Tiongkok. ByteDance, selaku perusahaan induk TikTok, diberi tenggat waktu hingga 17 September untuk melepaskan (divestasi) operasionalnya di AS atau menghadapi risiko penutupan secara nasional. Sebelumnya, Kongres AS telah melarang toko aplikasi seperti Apple dan Google untuk menyediakan TikTok dengan alasan statusnya sebagai “aplikasi yang dikendalikan oleh musuh asing.”

Meskipun sempat menyebut TikTok sebagai ancaman keamanan nasional, sikap Trump melunak dalam beberapa bulan terakhir. Gedung Putih bahkan secara mengejutkan meluncurkan akun TikTok resminya sendiri pada bulan Agustus lalu.

Ironi Tren “Gwenchana” yang Merajai TikTok

Sementara nasibnya berada di tangan para pemimpin negara, kehidupan di dalam aplikasi TikTok terus berjalan dinamis. Salah satu tren terbaru yang mencuri perhatian global adalah frasa “gwenchana” (괜찮아) dari bahasa Korea. Ungkapan ini menjadi viral melalui berbagai konten video dan klip suara, terutama di TikTok dan Instagram.

Biasanya, video tren ini menampilkan adegan atau peristiwa yang menyedihkan, ironis, atau canggung. Kemudian, ucapan “gwenchana” atau “gwenchanayo” diputar berulang-ulang seolah-olah untuk meyakinkan diri bahwa semua baik-baik saja, meskipun kenyataannya tidak.

Secara harfiah, arti kata “gwenchana” adalah “tidak apa-apa”, “aku baik-baik saja”, atau “jangan khawatir”. Frasa ini umum digunakan dalam percakapan sehari-hari di Korea untuk meyakinkan seseorang bahwa semuanya terkendali atau untuk menanyakan kabar.

Meski artinya sama, penggunaannya berbeda tergantung konteks. Dalam percakapan informal atau kasual dengan teman sebaya atau orang yang sudah akrab, kata “gwenchana” lazim digunakan. Ini mirip dengan ungkapan “I’m fine” dalam bahasa Inggris atau frasa “aku rapopo” yang sempat populer di Indonesia.

Namun, untuk situasi yang lebih formal, seperti saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang baru dikenal, bentuk yang lebih sopan yaitu “gwenchanayo” (괜찮아요) lebih tepat digunakan. Penambahan akhiran “yo” (요) menunjukkan tingkat kesopanan yang lebih tinggi dalam tata bahasa Korea. Ada pula variasi penulisan seperti “kinchana” yang pada dasarnya memiliki makna yang sama dan penggunaannya juga mengikuti konteks formalitas yang serupa.