Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga untuk Dukung Rupiah di Tengah Dolar yang Kuat
Bank Indonesia (BI) hari ini (24 April) menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kalinya dalam enam bulan guna mendukung nilai tukar rupiah, sebuah langkah yang mengejutkan sebagian besar analis pasar. Dewan gubernur bank sentral memutuskan untuk menaikkan suku bunga BI sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, setelah menjaga suku bunga kebijakan tidak berubah selama lima pertemuan berturut-turut sejak Oktober 2023. BI juga menaikkan suku bunga deposito dan suku bunga fasilitas pinjaman masing-masing sebesar 25bp, menjadi 5,5% dan 7%.
Keputusan ini datang di atas intervensi nilai tukar yang terus dilakukan oleh bank sentral di tengah penguatan dolar Amerika. Dengan kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan tekanan inflasi yang masih dirasakan di beberapa sektor, langkah ini dianggap sebagai upaya proaktif untuk mempertahankan stabilitas ekonomi domestik dan menangkal dampak negatif dari fluktuasi nilai tukar yang tajam.
Menurut survei yang dilakukan terhadap 35 ekonom, hanya enam yang memprediksi kenaikan suku bunga pada pertemuan ini, menunjukkan bahwa langkah BI cukup di luar dugaan. Analis pasar mengatakan bahwa kenaikan ini adalah sinyal dari BI bahwa mereka serius dalam menjaga stabilitas rupiah dan tidak akan ragu untuk bertindak cepat jika kondisi memburuk.
Kenaikan suku bunga juga diharapkan dapat menarik investasi asing kembali ke pasar domestik, yang telah mengalami penurunan sejak awal tahun. Dengan meningkatkan imbal hasil pada aset dalam negeri, Indonesia bisa lebih menarik bagi investor yang mencari keamanan dalam ketidakpastian global.
Bank Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global serta akan mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabilitas makroekonomi. Mereka juga menekankan bahwa kebijakan moneter akan terus disesuaikan secara fleksibel berdasarkan data ekonomi terbaru dan perkiraan risiko.