Iliad Batalkan Rencana Merger, Saham Telecom Italia Anjlok 6%
Grup telekomunikasi Iliad secara resmi mengakhiri negosiasi terkait potensi merger dengan Telecom Italia (Tim). Pengumuman yang disampaikan langsung oleh CEO Iliad, Thomas Reynaud, ini sontak memberikan tekanan jual yang masif terhadap saham Tim di bursa, yang membuatnya anjlok lebih dari 6%. Sementara itu, Iliad melaporkan kinerja keuangan yang sangat solid pada semester pertama tahun 2025.
Pembicaraan Dihentikan dan Reaksi Pasar
Dalam konferensi pers hasil kinerja semesteran, CEO Iliad, Thomas Reynaud, menegaskan posisi perusahaannya. “Kami tidak lagi melakukan diskusi apa pun dengan Tim sejak awal April, dan pembicaraan tersebut tidak akan dilanjutkan,” ujarnya. Pernyataan tegas ini mengakhiri spekulasi yang telah beredar selama berbulan-bulan.
Pasar merespons berita ini dengan cepat. Saham Telecom Italia di bursa saham langsung terjun bebas. Sekitar pukul 12 siang waktu setempat, saham operator telekomunikasi Italia tersebut tercatat merosot tajam sebesar 6,08% menjadi 0,42 euro per lembar. Reaksi negatif ini menunjukkan betapa besar harapan investor terhadap kesepakatan konsolidasi tersebut.
Kinerja Keuangan Iliad yang Terus Tumbuh
Di tengah batalnya rencana merger, Iliad justru menunjukkan performa yang mengesankan. Selama paruh pertama tahun 2025, grup ini mencatatkan pertumbuhan tertinggi di antara perusahaan telekomunikasi besar lainnya di Eropa, sebuah tren positif yang telah dipertahankan selama lebih dari tiga tahun. Total pendapatan grup naik 3,8% secara tahunan (year-on-year) menjadi 5,08 miliar euro. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh sektor layanan.
Total pelanggan grup Iliad di seluruh wilayah operasinya mencapai 51 juta pengguna, dengan 41 juta di antaranya merupakan pelanggan layanan seluler. Laba bersih tercatat sebesar 700 juta euro, meningkat signifikan dibandingkan 449 juta euro pada periode yang sama tahun 2024. Sementara itu, EBITDA after lease terkonsolidasi meningkat 10,1% menjadi 2,05 miliar euro.
Thomas Reynaud menyatakan, “Hasil semester pertama ini membuktikan betapa solid dan uniknya model bisnis kami. Di pasar yang sudah matang dan sangat kompetitif, kami adalah satu-satunya perusahaan telekomunikasi Eropa yang mencatatkan pertumbuhan sekuat ini.”
Pertumbuhan Solid di Semua Wilayah Operasi
Kinerja positif Iliad tersebar merata di tiga negara tempat mereka beroperasi.
-
Prancis: Free, anak perusahaan Iliad, berhasil mempertahankan basis pelanggannya di tengah persaingan ketat dengan tetap berkomitmen untuk tidak menaikkan harga.
-
Polandia: Operator Play mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam hal portabilitas nomor seluler selama sepuluh kuartal berturut-turut.
-
Italia: Iliad Italia menunjukkan kinerja cemerlang dengan peningkatan penjualan sebesar 9,2% pada semester pertama, mencapai 603 juta euro, dan kini melayani 12,5 juta pelanggan per 30 Juni 2025.
Belanja modal (capex) grup mencapai 878 juta euro, yang difokuskan pada perluasan jaringan 4G/5G serta pengembangan layanan B2B. Arus kas operasional grup juga meningkat 20% menjadi 1,2 miliar euro, yang berkontribusi pada penurunan rasio utang (leverage) menjadi 2,3 kali dari sebelumnya 2,7 kali pada Juni 2024.
Latar Belakang Merger dan Fokus Baru Iliad
Rencana merger ini pertama kali mencuat pada bulan Februari lalu, ketika Iliad menugaskan Boston Consulting Group (BCG) untuk menjajaki kemungkinan mengakuisisi bisnis komersial Telecom Italia. Namun, dengan berakhirnya negosiasi ini, Iliad kini mengalihkan fokusnya.
Reynaud mengindikasikan bahwa Iliad tidak lagi tertarik pada konsolidasi di pasar Italia. Sebaliknya, grup tersebut kini melihat peluang di pasar domestiknya, Prancis. “Kami telah melakukan pembicaraan yang sangat awal pada bulan Juni mengenai potensi kesepakatan dengan pesaing kami, SFR,” ungkapnya, sambil menambahkan bahwa konsolidasi di Prancis “bukanlah sebuah keharusan, melainkan sebuah peluang.”